Oleh: Bambang Riyanto.
Hanya tersedia satu jenis minuman di tengah lingkaran: air sirup pandan
yang diisi potongan semangka. Gorengan tahu, tempe dan bakwan seadanya
jadi pelengkap menu pembuka. Kadang, kalau ada dermawan bermurah hati,
sehabis salat maghrib berjamaah tersedia juga menu ‘berat’ nasi bungkus,
yang lauk pauknya juga tak mewah.
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang duduk melingkar
kelihatan sudah tak sabar menyantap menu sederhana itu. Waktu berbuka
pun tiba. Tanpa dikomando, satu di antara mereka masuk ke pelantang
musala untuk mengabarkan tanda berbuka sudah masuk. Sontak mahasiswa
yang duduk melingkar tadi mengadahkan tangan, komat-kamit membaca doa
berbuka puasa.
“Alhamdulillah,” kata seorang mahasiswa usai menyeruput sirup dan
menyantap gorengan di depannya. Ia bersyukur atas nikmat berbuka di
musala Al-Iqbal Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU itu. Ritual berbuka pun
usai, mereka kemudian salat magrib berjamaah. Biasanya, kalau ada nasi
bungkus, sehabis salat mereka duduk melingkar lagi, menyantap makanan
berat.
Pengurus HMI Kom's FIB USU sedang berbuka |
Sehabis makan nasi, mahasiswa putra dan putri yang berjumlah 30-an itu
kemudian melaksanakan salat tarawih berjamaah. Imamnya mahasiswa, yang
mengisi tausiah juga mahasiswa. Sehabis tarawih, masing-masing mereka
kemudian membuka Alquran, membaca ayat demi ayat hingga malam mulai
larut. Bila mata mulai berat karena kantuk, mereka kemudian pulang ke
kos atau asrama masing-masing.
Begitulah gambaran kegiatan Ramadan di Kampus (RdK) yang sudah tujuh
hari dilaksanakan mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU. Kesederhanaan yang terlihat,
sesungguhnya kemewahan tersendiri bagi para mahasiswa yang Ramadan kali
ini tidak bisa pulang kampung.
Ramadan, selain sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT, bulan penuh ampunan ini juga sering
dimanfaatkan sebagai momen mendekatkan diri kepada keluarga. Santap
sahur dan berbuka bersama di rumah, jadi ajang membangun komunikasi.
Namun, hal itu nampaknya tidak bisa dirasakan oleh mahasiswa perantauan
yang menimba ilmu di Kampus USU.
Jauh dari rumah dan sanak famili membuat mahasiswa perantauan harus
survive: menyiapkan menu sahur dan berbuka seorang diri. Beruntung, di
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU, pengurus HMI berinisiatif menggelar
RdK. Sudah tujuh hari program itu berjalan, antusiasme mahasiswa
mengikuti kegiatan ini cukup tinggi.
Ketua HMI Komisariat FIB USU, Fadda Helmi Attamry mengatakan, kegiatan
RdK setelah di tahun sebelumnya ditiadakan, pada tahun ini kembali
digelar. Kegiatan ini berpusat di Musala Al-Iqbal FIB USU. Setiap
harinya, pengurus HMI menyediakan makanan dan minuman pembuka. “Semua
mahasiswa boleh datang, bahkan mahasiswa yang tidak beragama Islam juga
turut meramaikan. Dosen dan pegawai juga ikut bersama duduk dalam
lingkaran untuk berbuka puasa,” kata Fadda.
M Ardiyansyah, mahasiswa perantauan asal Sibolga mengaku senang dengan
kegiatan RdK. “Bagi mahasiswa perantauan seperti kami, kebersamaan
seperti ini sangat kami rindukan. Dengan adanya kegiatan RdK, selain
ibadah dapat, silaturahmi juga berjalan. Konsolidasi antar mahasiswa
terjalin erat,” kata mahasiswa semester VI itu.
Foto bersama setelah melaksanakan buka bersama bersama mahasiswa FIB USU |
Bahkan, Ali Akbar Harahap, yang berkuliah di STMIK Trigunadarma juga
cukup antusias mengikuti RdK HMI Komisariat FIB USU tersebut. Baginya,
kegiatan seperti ini sangat bermanfaat. Setiap kampus atau fakultas
harusnya membuat program yang sama. “Dengan kegiatan ini, kami mahasiswa
perantauan juga cukup terbantu secara ekonomi. Dengan buka bersama ini,
kami bisa hemat Rp20 ribu per harinya,” kata Ali yang merupakan
perantauan asal Padanglawas.
Ketua Panitia RdK, Nadila Amelia mengatakan panganan berbuka itu dibeli
dari uang kas HMI Komisariat FIB USU yang berasal dari sumbangan
pengurus, alumni dan senioran. “Untuk minumnya, kami (Kohati) membuat
sendiri,” kata Nadila yang didampingi Putri Nurmawati.
Ramadan di kampus ala mahasiswa, yang penuh kesederhanaan namun sarat
manfaat dan makna itu perlu terus konsisten dilakukan. Sebab, kegiatan
religius di kampus USU itu dapat memberi warna tersendiri, dan lebih
dari itu, kegiatan RdK juga mampu memupuk rasa persaudaraan di
kalangan mahasiswa.
0 comments:
Posting Komentar