Senin, 21 September 2015

Oleh: Bambang Riyanto.
Hanya tersedia satu jenis minuman di tengah lingkaran: air sirup pandan yang diisi potongan semangka. Gorengan tahu, tempe dan bakwan seadanya jadi pelengkap menu pembuka. Kadang, kalau ada dermawan bermurah hati, sehabis salat maghrib berjamaah tersedia juga menu ‘berat’ nasi bungkus, yang lauk pauknya juga tak mewah.
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU)  yang duduk melingkar  kelihatan sudah tak sabar menyantap menu sederhana itu. Waktu berbuka pun tiba. Tanpa dikomando, satu di antara mereka masuk ke pelantang musala untuk mengabarkan tanda berbuka sudah masuk. Sontak mahasiswa yang duduk melingkar  tadi mengadahkan tangan, komat-kamit membaca doa berbuka puasa.
Pengurus HMI Kom's FIB USU sedang berbuka





“Alhamdulillah,” kata seorang mahasiswa usai menyeruput sirup dan menyantap gorengan di depannya. Ia bersyukur atas nikmat berbuka di musala Al-Iqbal Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU itu. Ritual berbuka pun usai, mereka kemudian salat magrib berjamaah. Biasanya, kalau ada nasi bungkus, sehabis salat mereka duduk melingkar lagi, menyantap makanan berat.
Sehabis makan nasi, mahasiswa putra dan putri yang berjumlah 30-an itu kemudian melaksanakan salat tarawih berjamaah. Imamnya mahasiswa, yang mengisi tausiah juga mahasiswa. Sehabis tarawih,  masing-masing mereka kemudian membuka Alquran, membaca ayat demi ayat hingga malam mulai larut. Bila  mata mulai berat karena kantuk, mereka kemudian pulang ke kos atau asrama masing-masing.
Begitulah gambaran kegiatan Ramadan di Kampus (RdK) yang sudah tujuh hari dilaksanakan mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Ilmu Budaya (FIB)  USU. Kesederhanaan yang terlihat, sesungguhnya kemewahan tersendiri bagi para mahasiswa yang Ramadan kali ini tidak bisa pulang kampung.   
Ramadan, selain sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, bulan penuh ampunan ini juga sering dimanfaatkan sebagai  momen mendekatkan diri kepada keluarga. Santap sahur dan berbuka bersama di rumah, jadi ajang membangun komunikasi. Namun, hal itu nampaknya tidak bisa dirasakan oleh mahasiswa perantauan yang menimba ilmu  di Kampus USU.
Jauh dari rumah dan sanak famili membuat mahasiswa perantauan harus survive: menyiapkan menu sahur dan berbuka seorang diri. Beruntung, di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU, pengurus  HMI berinisiatif menggelar RdK. Sudah tujuh hari program itu berjalan, antusiasme mahasiswa mengikuti kegiatan ini cukup tinggi.
Ketua HMI Komisariat FIB USU, Fadda Helmi Attamry mengatakan, kegiatan RdK setelah di tahun sebelumnya ditiadakan, pada tahun ini kembali digelar. Kegiatan ini berpusat di Musala Al-Iqbal FIB USU. Setiap harinya, pengurus HMI menyediakan makanan dan minuman pembuka. “Semua mahasiswa boleh datang, bahkan mahasiswa yang tidak beragama Islam juga turut meramaikan. Dosen dan pegawai juga ikut bersama duduk dalam lingkaran untuk berbuka puasa,” kata Fadda.
M Ardiyansyah, mahasiswa perantauan asal Sibolga mengaku senang dengan kegiatan RdK. “Bagi mahasiswa perantauan seperti kami, kebersamaan seperti ini sangat kami rindukan. Dengan adanya kegiatan RdK, selain ibadah dapat, silaturahmi juga berjalan. Konsolidasi antar mahasiswa terjalin erat,” kata mahasiswa semester  VI itu.
Foto bersama setelah melaksanakan buka bersama bersama mahasiswa FIB USU
Bahkan, Ali Akbar Harahap, yang berkuliah di STMIK Trigunadarma juga cukup antusias mengikuti RdK HMI Komisariat FIB USU tersebut. Baginya, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat. Setiap kampus atau fakultas harusnya membuat program yang sama. “Dengan kegiatan ini, kami mahasiswa perantauan juga cukup terbantu secara ekonomi. Dengan buka bersama ini, kami bisa hemat Rp20 ribu per harinya,” kata Ali yang merupakan perantauan asal Padanglawas.
Ketua Panitia RdK, Nadila Amelia mengatakan panganan berbuka itu dibeli dari uang kas HMI Komisariat FIB USU yang berasal dari sumbangan pengurus, alumni dan senioran. “Untuk minumnya, kami (Kohati) membuat sendiri,” kata Nadila yang didampingi Putri Nurmawati.
Ramadan di kampus ala mahasiswa, yang penuh kesederhanaan namun sarat manfaat dan makna itu perlu terus konsisten dilakukan. Sebab, kegiatan religius di kampus USU itu  dapat memberi warna tersendiri, dan lebih dari itu,  kegiatan RdK  juga mampu memupuk rasa persaudaraan di kalangan mahasiswa.

0 comments:

Posting Komentar